PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS DAN REGULASI DIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA


SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF I, TAHUN 2013 ISSN : 2339-1553

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS DAN REGULASI DIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA

Penulis : Ni Putu Era Marsakawati, Putu Eka Dambayana Suputra

Jurusan Bahasa Inggris DIII, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja1 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

 Abstrak 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis tugas dan regulasi diri terhadap kemampuan menulis mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tahun akademik 2012/2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design dengan rancangan factorial 2 x 2. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan menulis, rubrik penskoran analitik, dan kuesioner regulasi diri. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis antara mahasiswa yang diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas dan mahasiswa yang tidak diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas. Kemampuan menulis mahasiswa yang diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas, 2) terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis antara mahasiswa dengan regulasi diri tinggi dan mahasiswa dengan regulasi diri rendah. Kemampuan menulis mahasiswa dengan regulasi diri tinggi lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan mahasiswa regulasi diri rendah, 3) terdapat pengaruh interaksi antara teknik pembelajaran dengan regulasi diri terhadap kemampuan menulis mahasiswa. Kata-kata kunci: pembelajaran berbasis tugas, regulasi diri, kemampuan menulis.  

Pendahuluan 

Keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap pebelajar Bahasa termasuk pebelajar Bahasa Inggris. Melalui penguasaan keterampilan menulis yang baik, pebelajar dapat mengomunikasikan ide, pikiran, perasaan, maupun emosi mereka kepada orang lain secara tertulis dengan baik. Di samping untuk tujuan komunikatif, penguasaan keterampilan menulis yang baik juga merupakan prasyarat utama dalam melamar pekerjaan. Banyak kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan keterampilan menulis yang baik seperti membuat bahan presentasi, membuat laporan, surat menyurat, dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis tidak saja dibutuhkan oleh mahasiswa ketika mereka berada di bangku kuliah tetapi juga akan memberi banyak manfaat ketika mereka berada di luar dunia kampus. Sayangnya, tujuan dari pembelajaran menulis belum dikuasai oleh mahasiswa secara optimal. Lestari (2012) menemukan keterampilan menulis merupakan keterampilan yang cukup sulit untuk dikuasai. Menulis memerlukan proses bernalar dimana untuk menulis sebuah topik seorang penulis harus berpikir, menghubunghubungkan fakta, membandingkan, berimajinasi, dan lain-lain. Disamping itu keterampilan menulis juga menuntut adanya penguasaan pada beberapa mikroskill seperti tata bahasa, ejaan, dan pemilihan kata. Begitu juga pengorganisasian dari sebuah tulisan, juga merupakan hal yang penting untuk dipikirkan oleh penulis ketika menulis sebuah karangan. 

Keterampilan menulis diperoleh melalui latihan yang banyak dan berkesinambungan. Pembelajaran menulis di perguruan tinggi merupakan wadah untuk mengembangkan potensi mahasiswa dalam hal tulis-menulis. Dosen mempunyai andil yang cukup besar dalam mengarahkan dan mengembangkan potensi tulismenulis pada diri masiswa. Dosen dalam hal ini tidak saja mentransmisikan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga nilai yang berkenaan dengan keterampilan menulis. serta menumbuhkan budaya tulis-menulis pada diri mahasiswa. Kreativitas mahasiswa dalam keterampilan menulis dapat terwujud manakala dosen dapat membangkitkan rasa ingin tahu secara alamiah, memotivasi, dan memancing mahasiswa untuk mengekspresikan bentuk kreativitasnya dalam wujud nyata. Dosen bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan, dan fungsinya dalam proses belajarmengajar sangatlah penting (Sadiman dkk, 2002, dalam Lestari, 2012). Dosen hanyalah satu dari begitu banyak sumber belajar yang ada.

Satu asumsi kemudian didapat dari penyebab rendahnya kemampuan menulis mahasiswa adalah dari teknik mengajar yang diaplikasikan dosen ketika mengajar mata kuliah menulis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas menulis, dosen mengajar menulis terpaku pada hasil akhir tulisan mahasiswa, tanpa melihat proses yang dialami mahasiswa ketika menulis. Kegiatan mengajar diawali dengan memberikan teori tentang salah satu jenis paragraf, kemudian meminta mahasiswa untuk menulis sebuah paragraf, kemudian meminta mahasiswa mengumpulkan hasil tulisan mereka. Teknik semacam ini sangatlah membelenggu kreativitas mahasiswa, dimana dosen juga menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi mahasiswa.

Menurut standar proses pembelajaran, pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, memberi inspirasi, kreatif, menyenangkan, menantang, dan memberikan kebebasan untuk tumbuhnya prakarsa,kreativitas, dan kemandirian (Dananjaya; 2010 dalam Lestari; 2012). Ini berarti bahwa dosen harus menyediakan suasana belajar yang menyenangkan dengan berbagai variasi yang dapat mengoptimalkan pembelajaran dengan memilih teknik pembelajaran yang tepat untuk mengakomodasi kebutuhan mahasiswa. Salah satu teknik mengajar yang bisa diterapkan oleh dosen adalah pembelajaran berbasis tugas. Model pembelajaran ini berakar dari teori konstruktivisme dimana mahasiswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan. Dalam arti bahwa mahasiswa tidak hanya terbatas pada penerima informasi namun juga penggali informasi secara aktif melalui berbagai tindakan. Model pembelajaran ini memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengeksplorasi kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya sendiri dengan lebih maksimal. Menurut Ellis (2003) pembelajaran berbasis tugas mampu menyediakan konteks yang natural untuk penggunaan bahasa. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi bahasa target melalui kegiatan pembelajaran yang mendorong penggunaan bahasa secara otentik, praktis, dan fungsional.

Secara empiris, teknik pembelajaran berbasis tugas sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didik. Setyaningrum (2010) membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis tugas mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VII SMPN 17 Surakarta. Dengan teknik pembelajaran ini siswa di sekolah tersebut mengalami peningkatan keterampilan menulis dari aspek tata bahasa, kosakata, ejaan, dan pemilihan kata. Dalam teknik pembelajaran berbasis tugas , guru memiliki banyak peluang untuk mengembangkan berbagai kegiatan. Guru dapat menggunakan kegiatan yang menyenangkan dengan topik-topik yang umum dan dekat dengan dunia siswa. Dengan keterlibatan yang maksimal, siswa akan memiliki banyak kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan menulis mereka. Dengan makin seringnya siswa berlatih menulis maka secara otomatis keterampilan menulisnya akan makin meningkat. Dalam penerapannya, pembelajaran berbasis tugas menuntut adanya kemandirian pada mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Setiap individu yang memasuki dunia perguruan tinggi diharapkan memiliki cara belajar yang berbeda dibandingkan dengan ketika mereka masih duduk di bangku sekolah. Mahasiswa dituntut untuk belajar lebih mandiri dan tidak bergantung pada apa yang disajikan oleh dosen. Dalam hal ini mahasiswa mutlak harus memiliki kontrol/regulasi diri dalam belajar. Regulasi diri dalam belajar dimaksudkan sebagai upaya sadar yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mencapai hasil belajar yang efektif (Armeini, 2007). Upaya ini meliputi tindakan prakarsa diri (self-initiated) yang meliputi latar tujuan (goal setting) dan usaha-usaha pengaturan untuk mencapai tujuan, pengelolaan waktu, dan pengaturan lingkungan fisik dan sosial (Zimmerman,2002). Kemampuan regulasi diri merupakan aspek yang penting yang harus dimiliki oleh tiap mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki kemampuan regulasi diri yang tinggi cenderung memiliki hasil belajar yang bagus, begitu pula sebaliknya. Pengaruh positif lain yang didapat dari memiliki keterampilan regulasi diri yang baik adalah pembentukan karakter yang bagus dalam belajar dimana pebelajar akan memiliki motivasi untuk terus belajar sepanjang hayat dan menjadi pebelajar yang mandiri pada semua konteks kehidupan (Armaeni, 2007).

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian tentang pengaruh pembelajaran berbasis tugas dan kemampuan regulasi diri dalam mata kuliah menulis pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris menarik untuk dilakukan untuk mengetahui 1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis antara mahasiswa yang diajarkan dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugasdan mahasiswa yang tidak diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas?; 2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis antara mahasiswa dengan kemampuan regulasi diri tinggi diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas dengan mahasiswa dengan kemampuan regulasi diri tinggi yang tidak diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas?; 3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis antara mahasiswa dengan kemampuan regulasi diri rendah diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas dengan mahasiswa dengan kemampuan regulasi diri rendahyang tidak diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas?; dan 4) Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan teknik pembelajaran berbasis tugas dan kemampuan regulasi diri terhadap kemampuan menulis mahasiswa? Hasil penelitian ini mempunyai manfaat secara teoritik maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini mengkaji model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa dengan mempertimbangkan kemampuan regulasi diri. Dengan demikian temuan penelitian ini dapat memperkaya khasanah pengetahuan di bidang pembelajaran, khususnya model pembelajaran termasuk juga keterkaitannya dengan kemampuan regulasi diri mahasiswa. 

 Metode Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris semester II tahun akademik 2010/2011. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only control group. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 2 yang mengambil mata kuliah Writing Isebanyak 150 mahasiswa, dan jumlah sampel sebanyak 60 mahasiswa.Terdapat tiga jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a) Tes kemampuan menulis, rubric penskoran analatik, dan kuesioner regulasi diri. Adapun prosedur penelitian yang diimplementasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Merancang langkah-langkah penggunaan pembelajaran berbasis tugas dalam pembelajaran, 2) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, satuan acara perkuliahan (SAP), lembar observasi keterampilan komunikasi menulis dan rubrik analitik untuk keterampilan menulis, 3) Mengimplementasikan pembelajaran berbasis tugas pada kelompok perlakuan dan pembelajaran presentation, practice, production pada kelompok kontrol, 4) Melakukan penilaian terhadap keterampilan komunikasi menulis mahasiswa, baik terhadap kelompok yang mengikuti pembelajaran berbasis tugas maupun kelompok yang mengikuti pembelajaran presentation, practice, production, dan 5) menganalisis data. 

Hasil dan Pembahasan 

Hasil Berdasarkan ringkasan tabel analisis varians dua jalur, dapat ditarik beberapa hasil sebagai berikut. 1. Untuk antar kolom. diperoleh harga F(A)hitung = 13, 648 sedangkan harga Ftabel pada dbA = 1 dan dbD = 56 untuk taraf signifikansi 5% = 3,96 Ini berarti bahwa Fhitung lebih besar dari pada Ftabel pada taraf signifikansi 5% (Fh = 13,648 > Ft(1;56;0,05) = 3,96). Dengan demikian. hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan penguasaan keterampilan menulis antara mahasiswa yang diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugasdan mahasiswa yang tidak diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas, ditolak. Skor rata-rata yang diperoleh kelompok mahasiswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis tugas sebesar 84,00 lebih tinggi dari pada skor rata-rata yang diperoleh kelompok mahasiswa yang tidak diajar dengan pembelajaran berbasis tugas sebesar 78.00. 2. Untuk antar baris. diperoleh harga F(B)hitung = 5,068 dan harga Ftabel pada dbB= 1 dan dbD = 56 untuk taraf signifikansi 5% sebesar 3,96 Hal ini berarti. bahwa harga Fhitung lebih besar dari pada harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% (Fh = 5,068> Ft(1;56;0,05) = 3,96 Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan penguasaan keterampilan menulis yang signifikan antara kelompok mahasiswa yang memiliki regulasi diri tinggi dan kelompok mahasiswa yang memiliki regulasi diri rendah, ditolak. 3. Untuk interaksi. harga FA×B(hitung) = 13,648 dan harga Ftabel pada dbAB = 1 dan dbD= 56 untuk taraf signifikasi 5% sebesar 3.96. Hal ini berarti nilai FA×B(hitung) lebih besar dari pada nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% (FA×B hitung = 13,648 >Ft(1;56;0,05) = 3,96). Dengan demikian hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan regulasi diri terhadap keterampilan menulis, ditolak. Oleh karena terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan gaya belajar dalam pengaruhnya terhadap penguasaan keterampilan menulis, maka dilanjutkan untuk diuji dengan uji t. Uji Tukey ini bertujuan untuk mengetahui  4 kelompok mana yang lebih unggul. 

Berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh data sebagai berikut. a. Terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis antara mahasiswa yang memiliki regulasi diri tinggiyang diajar dengan pembelajaran berbasis tugasdan yang tidak diajar dengan pembelajaran berbasis tugas. Berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung sebesar 4,213 sementara ttabel sebesar 2,83. Hal ini dibuktikan dengan besarnya nilai rata-rata kemampuan menulis yang diperoleh oleh mahasiswa regulasi tinggi yang diajar dengan pembelajaran berbasis tugaslebih besar dibandingkan nilai rata-rata mahasiswa yang tidak diajar dengan pembelajaran berbasis tugas( 84,93 : 78,07). b. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis antara mahasiswa yang memiliki regulasi diri rendah yang diajar dengan pembelajaran berbasis tugas dan yang tidak diajar dengan pembelajaran berbasis tugas. Berdasatkan hasil uji t diperoleh thitung sebesar 1,018 sementara ttabel sebesar 2,83. Hal ini dibuktikan dengan besarnya nilai rata-rata kemampuan menulis yang diperoleh oleh mahasiswa regulasi rendah yang diajar dengan bantuan pembelajaran berbasis tugas lebih besar dibandingkan nilai rata-rata mahasiswa yang tidak diajar dengan pembelajaran berbasis tugas( 69,40 : 67,73). 3.2Pembahasan 3.2.1Perbedaan Pengaruh Pembelajaran dengan Teknik Pembelajaran Berbasis Tugas dan Teknik Pembelajaran Presentation, Practice, Productionterhadap Hasil Belajar Menulis Mahasiswa Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh hasil bahwa hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis tugas lebih baik dibandingkan hasil belajar mahasiswa yang dengan teknik presentation, practice, production. Ruzo (2007) mengungkapkan bahwapembelajaran berbasis tugas mampu meningkatkan minat sekaligus prestasi belajar mahasiswa dalam belajar bahasa. Thivesa (2013) juga mengungkapkan hal yang sama dimana pembelajaran berbasis tugas mampu memfasilitasi pebelajar untuk berlatih menulis sehingga pada akhirnya mereka mampu meningkatkan keterampilan menulis mereka secara signifikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar dengan teknik pemebelajaran berbasis tugas lebih unggul dibandingkan pembelajaran presenatation, practice, production. Faktor tersebut adalah sebagai berikut: a) penekanan pada belajar komunikasi melalui interaksi dalam bahasa Inggris secara tertulis, b) menggunakan bahan ajar dan situasi yang otentik dalam pembelajaran, c) pemberian kesempatan bagi peserta didik untuk focus tidak hanya pada pengetahuan bahasa, tetapi juga pada proses belajar itu sendiri, d) menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan riil mahasiswa dimana tugas-tugas yang diberikan dan dikerjakan oleh mahasiswa mencerminkan komunikasi nyata yang mereka hadapi di kehidupan nyata, e) meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar. 3.2.2 Perbedaan Pengaruh Teknik Pembelajaran Berbasis Tugas dan Teknik Pembelajaran Presentation, Practice, Production terhadap Hasil Belajar Menulis Mahasiswa Regulasi Tinggi dan Regulasi Rendah Dari penelitian ini diperoleh data yang mendukung teori-teori yang ada bahwa regulasi diri mahasiswa sangat menentukan prestasi belajar mahasiswa. Seperti yang dikemukakn oleh Yusuf (2011) bahwa kemampuan mahasiswa dalam meregulasi dirinya sangat menentukan keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan belajarnya. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa mahasiswa dengan regulasi tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih bagus apabila diajar dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis tugas. Teknik pembelajaran berbasis tugas memberi keleluasaan kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi kemampuannya, menumbuhkan jiwa kemandirian, dan tanggung jawabnya terhadap tujuan belajarnya. Dalam regulasi diri ada komponen seperti motivasi dimana ketika motivasi mahasiswa tinggi untuk belajar dan menggali informasi maka prestasi belajar juga meningkat. Mahasiswa dengan regulasi tinggi akan mengumpulkan banyak informasi, dan menggunakan seluruh sumbersumber informasi untuk memenuhi tugas-tugas komunikatif dalam pembelajaran. Akan tetapi, mahasiswa dengan regulasi diri yang rendah tidak akan memiliki prestasi yang bagus apapun yang dipakai teknik dalam mengajar. Ini terbukti dari hasil analisi data dimana hasil belajar mahasiswa regulasi rendah yang diajar dengan teknik berbasis tugas dan diajar dengan teknik presentation, practice, production, sama-sama rendah. Hal ini disebabkan karena pengaruh faktor dalam diri mahasiswa yang tidak bisa mengelola dan mengontrol diri dengan baik untuk mencapai tujuan-tujuan belajarnya. 

Interaksi antara Penerapan Pembelajaran Berbasis Tugas dengan Regulasi Diri terhadap Kemampuan Menulis Mahasiswa  Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh temuan bahwa terdapat interaksi yang positif antara penerapan pembelajaran dengan teknik pembelajaran berbasis tugas dengan regulasi diri terhadap kemampuan menulis mahasiswa. Pembelajaran berbasis tugas mampu memfasilitasi mahasiswa dengan regulasi tinggi untuk bisa mencapai tujuan belajarnya secara optimal.  Interaksi antara Teknik Pembelajaran dan Regulasi Diri Mahasiswa terhadap Kemampuan Menulis 

Simpulan 

Berdasarkan temuan dan pembahasan yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran berbasis tugas dan regulasi diri mampu mempengaruhi kemampuan menulis mahasiswa khususnya mahasiswa semester II Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Teknik pembelajaran berbasis tugas terbukti efektif untuk diimplementasikan dalam pembelajaran menulis. Teknik ini juga mampu memfasilitasi mahasiswa dengan regulasi diri tinggi dalam mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sehingga hasil belajarnya jadi lebih bagus. Dengan demikian, sangat disarankan kepada dosen pengampu mata kuliah menulis untuk mengimplementasikan teknik pembelajaran berbasis tugas dalam pembelajaran menulis sehingga hasil belajar mahasiswa khususnya menulis bisa maksimum.  

Posting Komentar untuk "PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS DAN REGULASI DIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA"